Pasar properti online dikuasai asing

Tidak banyak yang menyadari kalau pasar properti , baik di dunia online maupun offline sebagian besar sudah dikuasai asing. Pasar yang diklaim mengalami pasang surut tersebut layak mendapatkan perhatian lebih dari pelaku bisnis di Indonesia. 

Memang kita kalah jauh dengan semangat yang ditunjukkan oleh pelaku pasar properti asing yang bergerak di bidang penjualan rumah, tanah dan produk properti lainnya, mereka rela merogoh kocek milyaran rupiah hanya untuk membangun infrastruktur website dan rela bersabar hingga bertahun tahun lamanya. 

Berbeda dengan sebagian dari kita yang masih asyik menjalankan bisnis secara offline dan menjadikan layanan online sebagai prioritas ke sekian ratus . Ditambah lagi satu bentuk budaya tawaran yang kurang mendidik yang sering ditemui. Salah satunya ada di bawah ini :

Sebut saja perusahaan Indonesia bernama A. Ia telah menyatakan dirinya sebagai yang terbaik dalam memberikan pelayanan pada konsumen hingga banyak dikelabui oleh trik tersembunyinya. Suatu hari perusahaan ini mengadakan promo besar besaran dengan memberikan tawaran diskon 50 % . 

Orang pun banyak yang membeli produk yang mereka tawarkan, karena takut kehabisan dan telah melewati batas waktu yang ditentukan oleh perusahaan itu. Lalu setelah orang itu jadi pelanggan, beberapa minggu kemudian juga muncul tawaran serupa
, nilai diskonnya lebih tinggi , yaitu 90 %. 

Maka sebagian dari pelanggan itu penasaran,apa benar perusahaan itu memberikan diskon 90 % . Ternyata para pembeli sebelumnya cukup cerdas, mereka mendapati kenyataan bahwa sebenarnya perusahaan itu tidak memberikan diskon. Karena sebelumnya , perushaan itu sudah mengubah terlebih dahulu harga lama, dinaikkan sedemikian rupa sehingga ketika didiskon 90% pun gak akan mendatangkan kerugian. 

Apakah perusahaan itu sudah berbohong? Bagi pelanggan lama maka mereka memandang perusahaan sudah berbohong atau menjalankan trik yang kurang etis, sebab realitasnya tak ada perubahan pada harga asli , tetapi itulah dunia bisnis, harus pandai mencari celah untuk menarik (mungkin lebih tepat 'mengelabui') calon konsumen.

Jika kita mau memperhatikan lebih seksama, maka para pelaku bisnis online asing punya karakter berbeda, ketika mereka memberikan diskon ya benar benar diskon, bukan semacam rekayasa belaka. 

Mereka selalu menempatkan reputasi baik di atas keuntungan sesaat yang bisa menjebak dan merugikan para pembeli dan menurunkan citra rendah dimata pelanggan pelanggan setianya. 

Tentu kita bisa meneladani karakter baik meski itu berasal dari kompetitor asing, mereka berani berkorban untuk mendapatkan kepercayaan besar dimata pelanggan. Rela menderita kerugian ketika pelanggan diprediksikan akan berada pada situasi yang tidak nyaman. Semoga bermanfaat